Minggu, 19 Februari 2012

Elaborasi, Eksplorasi, dan Konfirmasi

Elaborasi, Eksplorasi, dan Konfirmasi


Paradigma behaviorisme dan kognitivisme
Behaviorisme adalah teori yang berlandaskan pada prinsip stimulus-respon. Menurut teori ini seluruh perilaku manusia muncul karena rangsangan eksternal. Tokoh yang berkontribusi pada teori ini di antaranya adalah Ivan Pavlov. Dengan menggunakan teori itu sebagai dasar pengelolaan kegiatan pembelajaran, peran utama pendidik sebagai faktor eksternal harus memberikan rangsangan kepada siswa agar siswa  mampu merespon dengan baik serta meningkatkan perhatian atas apa yang harus dipelajarinya. Guru juga berperan agar respon yang siswa berikan diarahkan pada prilaku yang guru harapkan.

Tidak semua pakar sependapat dengan teori itu. Alasannya, respon dalam teori behaviorisme hanya berlaku pada hewan. Secara faktual kekuatan pada diri manusia tidak sesederhana itu. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat menunjukkan tingkat aktivitas yang jauh lebih sempurna. Manusia dapat mengembangkan aktivitas pikirannya jauh lebih kompleks. Manusia tidak hanya dapat merespon, namun dapat mengembangkan potensi pikirannya tanpa ada stimulus dari luar dirinya sekalipun. Manusia menunjukan kelebihannya sebagai konsekuensi dari proses berpikir atas akal yang dimilikinya.
Sekali pun prilaku siswa menunjukan kompleksitasnya, namun perubahan perilaku siswa dapat diamati terutama dari hasil belajarnya. Pandangan seperti ini muncul dari pihak yang pro kognitivisme. Penganut kognitivisme mengibaratkan pikiran manusia seperti komputer; mendapat input informasi, memproses informasi, dan menghasilkan outcomes tertentu. Alur sistem ini selanjutnya dijadikan landasan dalam meningkatkan mutu belajar.
Para ahli dari kelompok kognitif pada dasarnya berargumen bahwa “kotak gelap” otak manusia itu harus dibuka dan dipahami. Para pembelajar dipandang sebagai prosesor informasi dalam komputer. Oleh karena itu terdapat beberapa kata kunci dalam usaha memahami kecakapan berpikir seperti : skema, pengolahan informasi, manipulasi simbol, pemetaan informasi, penafsiran informasi, dan mental model.
Studi kognitivisme berfokus pada kegiatan batin atau mental, membuka kotak gelap pikiran manusia agar dapat memahami bagaimana orang belajar. Proses mental seperti berpikir, mengingat, mengetahui, memahami, memecahkan masalah perlu dicermati dengan teliti. Pengetahuan dapat dipahami sebagai skema atau konstruksi simbol-simbol mental. Belajar dipandang sebagai proses perubahan pada pikiran siswa.
Elaborasi
Kognitivisme memiliki beberapa cabang ilmu, di antaranya teori asimilasi, atribusi, pertunjukkan komponen, elaborasi, mental model, dan pengembangan kognitif. Teori elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi. Pengertian ini dirumuskan Charles Reigeluth dari Indiana University dan koleganya pada tahun 1970-an. Konsep ini memiliki tiga kata kunci yang fokus pada urutan elaborasi konsep, elaborasi teori, dan penyederhanaan kondisi.
Pembelajaran dimulai dari konsep sederhana dan pekerjaan yang mudah. Bagaimana mengajarkan secara menyeluruh dan mendalam, serta menerapkan prinsip agar menjadi lebih detil. Prinsipnya harus menggunakan topik dengan pendekatan spiral. Sejumlah konsep dan tahapan belajar harus dibagi dalam “episode belajar”. Selanjutnya siswa memilih konsep, prinsip, atau versi pekerjaan yang dielaborasi atau dipelajari.
Pendekatan elaborasi berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan baru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Dari pikiran Reigeluth lahirlah desain yang bertujuan membantu penyeleksian dan pengurutan materi yang dapat meningkatkan pecapaian tujuan. Para pendukung teori ini juga menekankan pentingnya fungsi-fungsi motivator, analogi, ringkasan, dan sintesis yang membantu meningkatkan efektivitas belajar. Teori ini pun memberikan perhatian pada aspek kognitif yang kompleks dan pembelajaran psikomotor. Ide dasarnya adalah siswa perlu mengembangkan makna kontekstual dalam urutan pengetahuan dan keterampilan yang berasimilasi.
Menurut Reigeluth (1999), teori elaborasi mengandung beberapa nilai lebih, seperti di bawah ini.
  • Terdapat urutan instruksi yang mencakup keseluruhan sehingga memungkinkan untuk meningkatkan motivasi dan kebermaknaan.
  • Memberi kemungkinan kepada pelajar untuk mengarungi berbagai hal dan memutuskan urutan proses belajar sesuai dengan keinginannya.
  • Memfasilitasi pelajar dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan cepat.
  • Mengintegrasikan berbagai variabel pendekatan sesuai dengan desain teori.
Teori elaborasi mengajukan tujuh komponen strategi yang utama, (1) urutan elaborasi (2) urutan prasyarat belajar (3) ringkasan (4) sintesis (5) analogi (6) strategi kognitif, dan (7) kontrol terhadap siswa. Komponen terpenting yang melandasi semua itu adalah perhatian.
Semua stratregi itu harus berlandaskan pada materi dalam bentuk konsep, prosedur, dan prinsip. Hal itu terkait erat dengan proses elaborasi yang berkelanjutan, melibatkan siswa dalam pengembangan ide atau keterampilan dalam aplikasi praktis. Strategi ini memungkinkan siswa untuk menambahkan sendiri ide dalam menguatkan pengetahuannya. Contoh yang tepat untuk ini adalah peserta didik yang memiliki daftar contoh konsep atau sifat yang dapat bermanfaat.
Eksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif.
Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat siswa temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini ialah “explorative learning”. Konsep ini mengingatkan kita pada pernyataan Lao Tsu, seorang filosof China yang menyatakan “I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand.”
Jaringan komputer pada saat ini telah dikembangkan menjadi media yang efektif sebagai penunjang efektifitas pelaksanaan pembelajaran eksploratif. Salah satu model yang dikembangkan oleh Heimo adalah Architecture of Integrated Information System sebagai model terintegrasi yang menggambarkan kompleksnya proses pembelajaran yang efektif dan interaktif.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar (Heimo H. Adelsberger, 2000).
Peta Konsep yang dikembangkan oleh Laurillard (2002) dalam tulisan Heimo menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memeperoleh pengalaman yang bermakna. Ada pun konsep tersebut dapat disajikan seperti diagram di bawah ini :
Pendekatan eksploratif berkembang sebagai pendekatan pembelajaran dalam bidang lingkungan atau sains. Sylvia Luretta dari Fakultas Pendidikan Queensland misalnya, mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar otentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar daripada pada materi pelajaran.
Dari pengalaman  menggunakan model kooperatif dan kolaboratif dalam praktek pembelajaran pengelolaan kelas ternyata mampu meningkatkan kinerja belajar siswa dalam melakukan langkah-langkah eksploratif.
Model pembelajaran ini dapat dikembangkan melalui bentuk pertanyaan. Seperti yang dikatakan oleh Socrates bahwa pertanyaan yang baik dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan lebih mendalam.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog.
Di samping itu siswa menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan eksplorasi dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya siswa menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.
Melalui kegiatan eksplorasi siswa dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Siswa juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.
Konfirmasi
Kebenaran ilmu pengetahuan itu relatif. Sesuatu yang saat ini dianggap benar bisa berubah jika kemudian ditemukan fakta baru yang bertentangan dengan konsep tersebut. Oleh karena itu, sikap keilmuan selalu terbuka dalam memperbaiki pengetahuan sebelumnya berdasarkan penemuan terbaru. Sikap berpikir kritis dan terbuka seperti itu telah membangun sikap berpikir yang apriori, yaitu tidak meyakini sepenuhnya yang benar saat ini mutlak benar atau yang salah mutlak salah. Semua dapat berubah.
Cara berpikir seperti itu tercermin dalam istilah mental model yang mendeskripsikan sikap berpikir seseorang dan bagaimana pikirannya berproses dalam kehidupan nyata. Hal tersebut merepresentasikan proses perubahan sebagai bagian dari persepsi intuitif. Mental model itu membantu seseorang dalam mendefinisikan maupun menetapkan pendekatan untuk memecahkan masalah (wikipedia). Dengan sikap berpikir seperti itu siswa dapat mengembangkan, mengembangkan ulang, dan menggugurkan pengetahuannya jika telah menemukan kebenaran yang lain.
Mental model itu juga dapat melahirkan keraguan terhadap informasi yang diperolehnya. Untuk meningkatkan keyakinan akan kebenaran maka siswa dapat difasilitasi dalam mengembangkan model struktur sseperti pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi atau klarifikasi.
Model ini dapat dinyatakan dalam diagram seperti tertuang di bawah ini meliputi enggage, explore, explain, extend, dan berpusat pada pengembangan kemampuan mengevaluasi sebagaimana yang dikembangkan Anthony W. Lorsbach dari Universitas Illinois sebagai berikut
Dalam prakteknya guru meningkatkan kemampuan ini melalui pengembangan materi. Baik mengenai hal apa yang ingin diketahui siswa lebih jauh, seperti apa tingkat pemahaman dan penguasaan yang ingin dikembangkan dan keraguan apa yang melekat dalam pemahaman tersebut.
Sikap keraguan itu perlu dijawab dengan mengkonfirmasikan terhadap unsur-unsur yang dapat meningkatkan kejelasan atas kebenaran suatu informasi. Siswa melakukan uji kesahihan apakah informasi yang dijadikan landasan kesimpulan itu benar-benar kuat.
Penguatan itu sendiri diperoleh melalui kegiatan eksplorasi melalui perluasan pengalaman, elaborasi melalui sharing dan observation, proses dan genaralisasi dan akhirnya siswa menerapkan  pembelajaran yang berstandar dengan merujuk pada paradigma kognitifisme.
Model Rencana Pembelajaran
Di bawah ini sebuah model Rencana Pembelajaran yang menerapkan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi atau klarifikasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan mengadaptasi model rencana pembelajaran di bawah ini :
Support and Elaboration in Writing
By – Rebecca Columbo
Primary Subject – Language Arts
Grade Level – 6-10
http://info.waldenu.edu/
Objective:
The students will write paragraphs containing well-developed supports that clearly illustrate a character trait.
Materials:
  • index cards
  • visual reference — overhead projector, dry erase board or handout reference sheet
  • four stacks of laminated cards — 20 of each variety:
  • character traits,
  • silly character cards,
  • problem cards, and
  • setting cards; and
  • sample paragraphs from students’ previous writings.
Preparation:
Laminated cards:
  • The character trait cards should display the character trait to be discussed as well as a simple definition of the trait.
  • The character cards should each have a picture of a fictitious character: i.e., superman, Scooby-doo, etc.
  • The problem cards should have a picture of something that could be the source of an external conflict: i.e., quicksand, Tyrannosaurus rex, etc.
  • The setting cards should each depict a fun, exciting, or imaginative location.
Procedure:
  • Read two to three samples of student writing that clearly show inadequate elaboration. Brainstorm with the students the details that could have made the supports more complete.
  • List the words: “who,” “what,” “when,” “where,” “why,” and “how” on the board or projector as a visual reference. Instruct the students to use these words as a checklist to be sure that they have provided the necessary information to their readers.
  • Pick one card from each pile of cards. Create a silly story to model for the students; show your selected character trait in the chosen setting and in the given situation.
  • Divide the students into groups of two or three. Have each group choose a card from each pile. As a group, they should write a detailed paragraph on an index card that illustrates their character trait.
  • When the students are finished, collect the cards and read each as a story to the class. Have the class look for weaknesses such as missing information and inadequate support for the trait given.
  • Continue this process until the students are able to write well-developed supports for a given trait.
Suggestion for Assessment:
  • Have the students return to their own desk.
  • Write the following words across the board. Under each word, write five options.”Character Trait,”     “Character,”     “Problem,”     “Setting”
  • Instruct the students to work individually to write a well-developed paragraph on their index card that clearly supports their character trait. They can choose traits, characters, problems, and settings from those chosen on the board.
Di bawah ini model RPP hasil adaptasi dari model di atas :
Tujuan
Siswa menuliskan sebuah paragraf yang secara jelas menggambarkan suatu karakter.
Bahan :
  • Kartu indeks
  • Referensi visual, LCD, atau papan tulis atau handout
  • 4 jenis kartu dengan masing-masing 20 kartu per jenis
  1. Kartu sifat manusia
  2. Kartu karakter seseorang
  3. Kartu masalah
  4. Kartu latar seperti tempat, waktu, zaman
  • Contoh paragraf yang pernah ditulis oleh siswa
Persiapan
Kartu
  • Kartu indeks (daftar kata)
  • Kartu sifat manusia yang menampilkan sifat yang akan didiskusikan dan mencantumkan definisi sederhana dari sifat tersebut
  • Pada kartu karakter harus mencantumkan satu gambar tokoh fiksi seperti superman atau scooby-doo, doraemon dll.
  • Kartu masalah harus mencantumkan suatu gambar yang bisa menjadi sumber konflik eksternal seperti Giant pada Doraemon, Joker pada Batman, Tom pada Jerry.
  • Kartu latar/setting harus dapat menggambarkan suatu lokasi, waktu, kondisi,atau suasana yang menyenangkan, menggembirakan, menyedihkan, serta dapat dibayangkan.
Prosedur
  • Baca dua hingga tiga contoh paragraf yang siswa hasilkan sebelumnya, jabarkan kandungannya dan elaborasi secara memadai sehingga siswa memahami kekuatan dan kelemahannya.
  • Lakukan dialog dengan siswa mengenai detil-detil mana saja yang bisa membuat paragraf menjadi lebih lengkap dan baik.
  • Mintalah siswa untuk mengeksplorasi paragraf dari sumber lain sebagai pembanding.
  • Buatlah daftar kata tanya : “siapa”, “apa”, “kapan”, “dimana”, “mengapa” dan “bagaimana” pada papan tulis atau pada layar monitor sebagai referensi visual.
  • Perintahkan siswa untuk menggunakan kata-kata tersebut sebagai sebagai penanda analisis paragraf, mereka harus menjamin bahwa kandungan paragraf tersebut memberikan informasi yang cukup untuk para pembaca
  • Bagilah siswa menjadi 3 sampai 4 kelompok. Setiap kelompok mengambil setiap jenis kartu yang telah tersedia. Sebagai kelompok, mereka harus merancang, menuliskan, dan menyempurnakan paragraf secara detil pada suatu kartu indeks yang menggambarkan suatu sifat serta sifat yang bertentangan sebagai sumber konflik.
  • Saat siswa telah menyelesaikan tulisannya, kumpulkan kartu dan bacakan setiap tulisannya sebagai suatu cerita di depan kelas. Minta siswa untuk melihat mengelaborasi kelemahan seperti informasi yang kurang atau hilang, dukungan yang kurang memadai terhadap sifat yang mereka ingin gambarkan, konflik yang kurang kuat, serta seting yang kurang jelas.
  • Lakukan hal ini terus hingga siswa mampu untuk menulis suatu sifat dengan dukungan yang baik dengan dukungan konflik atau masalah dan seting yang menarik.
Saran untuk penilaian
  • Minta siswa untuk kembali ke bangkunya semula
  • Tuliskan kata-kata berikut di papan tulis. Di bawah setiap kata, tulis lima pilihan
  • “ sifat”, “karakter”, “masalah”, “setting”
  • Perintahkan siswa untuk bekerja secara individual untuk menulis paragraf yang baik pada kartu indeks yang secara jelas mendukung sifat yang ingin mereka gambarkan. Mereka dapat memilih sifat, karakter, masalah dan seting dari setiap kata pada papan tulis.
Referensi:
Heimo H. Adelsberger, 2000. http://www.informs sim.org/wsc00papers/232.PDF
http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm
http://www.interconnections.co.uk/Market/PCFG/learning.htm
Sylvia Lauretta Edwards, 2000. Jason Watson, Supporting Explorative Learning By Providing Collaborative Onlie Problem Solving (COPS), Faculty of Information Technology, Robyn Nash Faculty of Health Ann Farrell Faculty of Education Queensland University of Technology, AUSTRALIA
Rebecca Columbo, Support and Elaboration in Writing, Primary Subject – Language Arts Grade Level – 6-10, http://info.waldenu.edu/
Rigeluth (http://tip.psychology.org/reigelut.html), 9 April 2009

Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom : Mengembangkan Strategi Berpikir Berbasis TIK

Kajian Teori
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian- sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi (http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy).
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.
Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini:
  • Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu.
  • Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
Gambar 1. Diagram Taksonomi Bloom
Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini
  • Mengingat : mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi , menemukan kembali dsb.
  • Memahami : menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dsb.
  • Menerapkan : melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb
  • Menganalisis : menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb.
  • Mengevaluasi : menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dsb.
  • Berkreasi : merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb.
Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah :
  • Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu
  • Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
  • Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai
  • Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui
Pentahapan berpikir seperti itu bisa jadi mendapat sanggahan dari sebagian orang. Alasannya, dalam beberapa jenis kegiatan, tidak semua tahap seperti itu diperlukan. Contohnya dalam menciptakan sesuatu tidak harus melalui penatahapan itu. Hal itu kembali pada kreativitas individu. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja. Namun, model pentahapan itu sebenarnya melekat pada setiap proses pembelajaran secara terintegrasi.
Sebagian orang juga menyanggah pembagian pentahapan berpikir seperti itu karena dalam kenyataannya siswa seharusnya berpikir secara holistik. Ketika kemampuan itu dipisah-pisah maka siswa dapat kehilangan kemampuannya untuk menyatukan kembali komponen-komponen yang sudah terpisah. Model penciptaaan suatu produk baru atau menyelesaian suatu proyek tertentu lebih baik dalam memberikan tantangan terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis.
Psikomotorik
Paradigma di masa lalu menjujung tinggi penguasan teoritis, kini menjujung tinggi nilai-nilai pragmatis. Keberhasilan belajar tidak hanya diukur dengan seberapa banyak materi yang dapat siswa kuasai, namun perlu dilanjutkan dengan seberapa terampil siswa menerapkan teori yang dikuasainya. Terampil menerapkan teori menjadi karya menjadi target utama belajar masa kini.
Domain psikomotorik berbeda dengan menerapkan dalam domain kognitif. Dalam pengembangan kognitif menyangkut pengembangan kemampuan berpikir, sedangkan dalam domain psikomotor menurut Simpson, 1972, menyangkut keterampilan gerakan dan kordinasi secara fisik dalam menggunakan keterampilan fisik. Ukuran pengembangan keterampilan fisik adalah kecepatan, ketepatan, jarak, prosedur, atau teknik pelaksanaan. Tingkat penguasaan keterampilan terbagi dalam tujuh kategori, yaitu
  1. Mempersepsikan, yaitu keterampilan menggunakan berbagai isyarat sensor untuk melakukan aktivitas motorik seperti keterampilan menerjemahkan isyarat indra. Kata kunci yang digunakan dalam keterampilan ini ialah memilih, menggambarkan, mendetiksi, membedakan, mengidentifikasi, mengisolasi, dan menghubungkan.
  2. Menyiapkan; meningkatkan kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan suatu tindakan. Kata kunci yang digunakan dalam keteramilan ini ailah; memulai, menyajikan, menerangkan, bergerak, menghasilkan, berkreasi, dan menyatakan.
  3. Menanggapi respon; tahap awal dalam keterampilan belajar yang kompleks adalah keterampilan meniru dan trial and error. Ketepatannya ditentukan latihan. Kata kunci yang digunakan adalah meng-copy, mengikuti jejak, memperbanyak, merespon, dan bereaksi.
  4. Mekanis, adalah tahap peralihan dalam belajar melalui pengembangan kebiasaan dan melakukan gerakan yang didukung dengan keyakinan dan  rasa percaya diri. Kata kunci yang digunakan adalah merakit, mengkalibarasi, menbangun konstruksi, membongkar, menampilkan, mengikat, memperbaiki, memanaskan, memanipulasi,mengukur, mencampur, mengorganisasikan, memubuat sketsa.
  5. Mengembangkan respon yang kompleks. Keterampilan direfleksikan dalam gerak yang kompleks.  Kemahiran ditunjukkan dengan kinerja yang cepat, akurat,  sangat terkoordinasi, dan menggunakan energi minimal. Kategori ini termasuk melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu, dan aksi otomatis. Contoh dalam bermain sepakbola yang menggunakan kata kunci; bertindak cepat, akurat, terkoordinasi.
  6. Adaptasi: Keterampilan yang dikembangkan dengan baik secara individu dapat memodifikasi pola pergerakan sesuai persyaratan khusus. Kata kunci yang digunakan  menyesuaikan, menggubah, mengubah, menata kembali, mereorganisasi, merevisi, memvariasikan.
  7. Orisinalitas; membuat gerakan baru sehingga sesuai dengan keadaan tertentu. Pembelajaran menekankan pada pengembangan kreativitas yang berlandaskan keterampilan tinggi. Kata kunci yang digunakan adalah menyusun, membangun, menggabungkan, mengarang, mengkonstruksi, menciptakan, mendesain, memulai, dan membuat.
Untuk mengukur kompetensi siswa dalam ranah psikomotor dapat menggunakan format acuan penilai seperti di bawah ini.

Implementasi Berbasis TIK
Mengimplementasikan TIK dalam belajar bisa dilihat dari domain kognitif  maupun psikomotor.D bawah ini terdapat sejumlah batasan pada setiap level berpikir yang akan mendasari sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Creating Merumuskan ide baru, produk, atau cara memandang sesuatu.
Evaluating Menetapkan keputusan dari hasil penilaian atau penghitungan atau melalui beberapa tahap pengujian
Analysing Mengurai informasi ke dalam bagian lebih rinci, terkait satu dengan yang lain dan dapat dipahami.
Applying Menerapkan informasi pada siatuasi yang berbeda
Understanding Menjelaskan ide atau konsep
Remembering Mengingat kembali informasi
Mengingat (Remembering)
No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung Produk
1 Menamai file Word, Excell, power point Memberikan kode pada penamaan file
2 Meringkas materi kedalam bentuk bullet pointing Power point, word, Membuat bullet, pointing, colouring mengenai informasi penting
3 Mengidentifikasi  web dan nara sumber yang mendukung materi pelajaran Mozilla firefox, internet explorer Membookmarking/ favouriting web atau nara sumber terkait
4 Menceritakan kembali topik diskusi yang ada di situs jejaring sosial Facebook, twitter Mendaftar sebagai anggota di situs jejaring sosial, situs dagang
5 Menjelaskan ulang informasi dari internet Search engine : goolgle, yahoo, msn Melakukan pencarian data melalui search engine (googling)
Memahami (Understanding)
No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung Produk
1 Mengutarakan pendapat atas sebuah berita yang dimuat secara online kompas.com; detik.com; Memberikan komentar singkat dan catatan  pada artikel di web
2 Membedakan berbagai dokumen yang dimiliki berdasarkan mata pelajaran Word, excel, powerpoint, Mengklasifikasikan file, website dan bahan ke dalam folder
3 Mendiskusikan topik pelajaran tertentu Forum di internet (www.forumsains.com, /www.indoforum.org, /forum.detik.com) Menyampaikan opini dalam  forum internet
4 Menjelaskan ulang materi pelajaran ke dalam blog wordpress.com, blogspot.com, multiply.com Laporan berupa catatan dan tugas harian dalam blog
5 Menerjemahkan materi pelajaran berbahasa asing dari internet Internet, google translate, translation2.paralink.com Materi pelajaran dalam dua bahasa
Mengaplikasikan (Application)
No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung Produk
1 Menguji pemahaman materi pelajaran melalui e-learning Program e-learning Menjalankan  sebuah  program
2 Mengilustrasikan proses biologi dalam bentuk flow chart Microsoft office vissio, Power point, word Mengaplikasikan beberapa program
3 Mengaplikasikan program excel untuk penyelesaian soal MIPA Excel Memodifikasi aplikasi program
4 Menguji kemampuan daya nalar Web games online; games.co.id, sudoku Memainkan sebuah  games online berbasis pendidikan
5 Menyusun fakta-fakta sejarah menjadi sebuah kliping / catatan sejarah online Web, buku sejarah, google, ziddu.com, rapidshare Mengupload materi /informasi ke dalam sebuah web
Menganalisis (Analysing)
No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung Produk
1 Mengintegrasikan data, tabel, grafik dan flow chart ke dalam sebuah artikel Word, excel, visio, blog/web Mengintergrasikan beberapa sumber data ke dalam satu web/blog
2 Menghubungkan topik mata pelajaran yang dipelajari dengan informasi terupdate saat ini Google, yahoo dan search engine lainnya Menetapkan link web yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari
3 Menguraikan biografi tentang tokoh sains terkemuka Google, yahoo, wikipedia Biografi tokoh sains
4 Mereview dan menilai informasi hasil browsing Google, yahoo Memvalidasi ketelitian dan kebenaran data yang berasal dari web
5 Mengorganisir data yang dimiliki sesuai dengan mata pelajaran dan jenis file Web, blog, pdf, mp2, word, excel Mengorganisir data online
Mengevaluasi (Evaluating)
No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung Produk
1 Merekomendasikan web/sumber online sebagai bahan belajar Google, yahoo, web, blog Daftar dan link web yang direkomendasi
2 Mengkritisi sebuah topik yang sedang dibahas Forum diskusi online Mengomentari topic tertentu  pada forum diskusi
3 Menilai kelayakan suatu karya untuk ditampilkan ke publik Forum online sekolah, Memoderatori sebuah forum diskusi
4 Memantau kemajuan kolaborasi Web/blog/forum Membangun kolaborasi dan jaringan di situs social
5 Menghitung efisiensi kerja sebuah aplikasi program Excel, e-learning Menguji prosedur kerja sebuah aplikasi program
Menciptakan (creating)
No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung Produk
1 Menciptakan aplikasi program  sederhana Power point, excel Mengembangkan kreasi dengan power point, Mengembangkan kreasi kreasi dengan excel
2 Menciptakan aplikasi multimedia sederhana Adobe photoshop Mengembangkan animasi sederhana untuk alat peraga belajar
3 Medesain tampilan blog/website pribadi Webhosting gratis (www.rumahweb.com, www.000webhost.com, www.webs.com ); blog wordpress, blogspot Website / blog pribadi
4 Berkolaborasi menghasilkan suatu karya untuk dipublikasikan secara online Internet, blog, website Mengembangkan kerja sama mengembangkan karya tulis bersama berbasis jaringan internet.
5 Membuat rekaman kegiatan sekolah/ karya dalam bentuk audio (podcasting) Software atau pemutar mp3, perekam audio, Podcast untuk dipublikasikan secara online
6 Merancang web/blog komersial Web, blog Memiliki toko usaha online
Uraian di atas memberikan gambaran bahwa dalam kosep pendidikan moderen kompetensi siswa dirancang dalam ranah yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Hasil belajar siswa berupa kompetensi penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan. Pengetahuan diuji dengan alat ukur berupa soal-soal sebagai perangkat tes dan format acuan penilaian keterampilan dalam melaksanakan kegiatan, dalam proses belajar.
Artikel terkait:
Ilmu pengetahuan, Teknologi, dan Kompetensi

Belajar TIK

Cara menangani Error Uploading Picture Blog Offline Di Word 2007 Sep 04
Bagi anda yang terbiasa memposting berita di Blog/Website tentu akan tidak akan melewatkan tips dan trik ini, jika anda ingin melengkapi informasi ini sebelumnya juga sudah pernah saya tulis tentang cara Menulis blog secara langsung Offline dengan MS-Word.
Kemudian yang jadi permasalahan disini adalah kendala jika kita menggunakan hosting sendiri misalnya wordpress.org, more…
Cara membuat TAB Menu di WordPress dengan mudah Apr 21
Sekian lama mencari cara membuat tab menu di wordpress akhirnya berhasil, dalam proses pencarian di google banyak sekali keyword yang ditemukan untuk membuat tab menu, tapi kebanyakan hanya untuk blogger atau blogspot dan tidak untuk wordpress.
Di dalam wordpress sebenarnya bisa kita buat menu tab yang bisa untuk mengurangi space atau ruang dari halaman wordpress. Kita dapat membuat tab menu tersebut pada postingan atau page wordpress, sayangnya untuk wordpress.com masih belum bisa untuk membuat tab menu tersebut ini bisa diaplikasikan pada wordpress dengan hosting sendiri.
Berikut ini adalah contoh tab menu yang berhasil saya buat di wordpress dan saya letakkan pada postingan.
  • Apel
  • Durian
  • Mangga
  • Manggis
  • Jeruk
Untuk bisa membuat Tabmenu seperti contoh diatas maka anda harus menginstall plugin Ctabs, plugin tersebut bisa anda download DISINI, setelah anda install dan aktifkan pada plugin maka bisa anda lakukan setingan tambahan jika diperlukan kita bisa masuk ke halaman dashboard wordpress kita pilih Appearance | cTabs.
Maka anda akan dibawa pada halaman pengaturan setting cTabs tersebut seperti contoh dibawah ini.

Jika anda menguasai pemrograman atau kode css mungkin bisa sangat membantu setingan yang anda inginkan, tapi jika tidak mengerti (seperti saya) maka langsung di save saja.
Untuk memasukkan ke dalam postingan yang anda masukkan hanya kode seperti dibawah ini, masukkan judul atau title sesuai dengan kebutuhan anda, bisa juga untuk mempercantik tampilkan tambahkan bullet and numbering (tapi harus dengan bahasa HTML)
Langkah selesai bisa langsung anda coba dan praktekkan jika berhasil kabari saya ya hehehe…

Cara menduplikasi Postingan di WordPress Apr 08
duplikasi postingan - mahir-tik.com
duplikasi postingan - mahir-tik.com
Bagi anda yang mempunyai hobbi blogging (seperti saya hehe…) khususnya di WordPress tentunya sering mengutak-atik halaman postingan entah itu membuat postingan baru, menghapus postingan atau hanya sekedar mengedit isi dari postingan. Jika suatu saat anda menginginkan membuat postingan dalam jumlah yang banyak misalnya ingin memposting gambar (kalau dijadikan satu halaman maka akan terlalu banyak sehingga perlu dibagi dalam beberapa postingan) dan untuk itu perlu adanya keseragaman antara postingan yang lama dengan postingan yang baru misalnya category, tags, atau pengaturan yang lain. Kalau kita ketik ulang category, tags, dll nya maka akan menyita waktu kita dan juga menjadikan kita cepat lelah hehehe… oleh karena itu postingan yang tema nya sama baik itu category, tags, kode htmlnya harus kita seragamkan.
Cara Menyembunyikan Postingan di WordPress Feb 21
Postingan di wordpress itu ada kalanya ingin ditampilkan secara langsung dan ada kalanya pula harus disembunyikan terlebih dahulu, seperti yang bisa anda lihat di web kami http://mahir-tik.com disana postingan itu tidak saya tampilkan seperti layaknya sebuah blog yang selalu ada postingan baru, karena saya menginginkan untuk halaman awal itu hanya sebuah tampilan dengan hanya judul-judul saja seperti ini : more…
Memperbaiki kesalahan Error 404 Page do Not Exist pada WordPress Feb 13

Keyword : WordPress, Error 404, Not Exist
Pernahkah anda mengalami kasus seperti saya yaitu terjadi kesalahan atau Error 404, jika pernah berarti anda sama dengan saya. Disini akan coba saya jelaskan tentang Error 404 khususnya jika anda menggunakan wordpress.
Kesalahan tersebut terjadi jika anda yang menggunakan domain dengan akhiran langsung.com atau tanpa embel-embel WordPress, biasanya jika pada waktu anda melakukan settingan pada permalink wordpress seperti gambar berikut ini :

Maksud hati ingin membuat page atau halaman dengan memunculkan direktorinya seperti contoh inihttp://mahir-tik.com/2011/02/06/sample-post/ postingan kita akan ditata sesuai dengan tahun, bulan, dan tanggal serta nama postingannya akan membuat kita mudah mengingatnya bukan yang seperi ini http://mahir-tik.com/?p=123 kalo seperti ini kita kesulitan untuk mengingat file postingan kita kemudian kita juga tidak bisa menshare postingan kita ke Facebook jika menggunakan akhiran page tersebut.
Kemudian masalahnya apa? Kalo anda pilih yang defaultnya maka tidak jadi masalah jika anda klik yang lengkap seperti diatas baru muncul masalah diantaranya seperti berikut ini :

(Sumber:www.kerrinhardy.com/wp-content/uploads/images/Whatisa404Error_B62A/image.png)
Hal itu dikarenakan sistem belum bisa menuliskan atau membaca page wordpress yang sudah kita buat tadi. Hal tersebut bisa diatasi dengan cara menyisipkan sebuah script ke dalam Cpanel pengaturan wordpress. Script yang dimaksudkan disini adalah .htaccess sebenarnya anda bisa dengan mudah membuat sript ini tinggal buat di Notepad, copy dari sumbernya dan paste. Tapi disini sudah saya buatkan script tersebut dan anda tinggal pakai (intinya yang instan aja lebih cepet).


Anda bisa download file tersebut 
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengatur setingan .htaccess pada Cpanel WordPress kita :
  1. Siapkan file .htaccess yang sudah anda download
  2. Masuk ke http://mahir-tik.com/cpanel (contohnya) isi username dan password
  3. Setelah masuk ke Cpanel lanjutkan dengan memilih File Manager
  4. Pilih Web Root (public_html/www) klik Go!!!
  5. Pilih Public_Html

  6. Langkah selanjutnya adalah mengupload file .htaccess tadi ke dalam direktori Public_Html

  7. Pilih Upload.
  8. Lanjutkan Upload Seperti biasa setelah selesai klik ikon  kembali ke wordpress dan page siap digunakan.
Membuat Table Di Blog WordPress dengan mudah dan cepat. Feb 12
Jika kita biasanya mempunyai hobby blogging tentunya sering sekali memposting suatu topic permasalahan mulai dari politik, budaya, teknologi dan lain-lain, tentunya juga kerap sekali berhubungan dengan yang namanya table, ada banyak cara untuk memasukkan table kedalam blog, disini yang akan saya buat contoh adalah blog gratisan menggunakan wordpress.com.

Kalau anda sudah ada dana dan meng-upgrade website menjadi nama anda sendiri tanpa ada embel-embel wordpress tentunya sudah ada plugin untuk menambahkan table kedalam blog / website anda. Tapi jika anda masih menggunakan wordpress.com (seperti saya) tentunya akan sulit sekali untuk menambahkan table ke blog, jika kita copy-paste table yang ada di Word ke dalam blog kita maka hasilnya tidak teratur seperti yang kita inginkan.
Memang untuk membuat table di blog kita harus bisa menguasai pemrograman HTML, kebanyakan di tutorial-tutorial blog yang pernah saya tahu anda diajarkan untuk membuat table dengan memakai kode HTML, kalau saya sih maunya yang instan-instan aja tapi dengan hasil yang sama, OK langsung saja kita bisa membuat table dengan mudah dan cepat dengan memanfaatkan software NVU, dengan software ini kita bisa buat table secara instan, untuk membuat tablenya sendiri kita bisa memanfaatkan Word supaya hasil table kita bagus misalnya seperti berikut ini :
Blok table diatas tekan Copy kemudian buka Editor NVU dan paste table diatas seperti dibawah ini :

Untuk melihat kode HTML nya klik di

Kemudian akan muncul kode HTML dan ini yang akan kita copy dan paste kan ke blog kita, ini adalah contoh kode HTML nya :

Copy semua yang ada dalam Source dengan menekan CTRL A
Kemudian paste-kan di postingan WordPress nya terlebih dahulu pada tab HTML, cari kata terakhirnya paste kan disana, ini adalah contoh Table yang saya buat di WordPress dengan bantuan Word, NVU dan WordPress itu sendiri.
KLASEMEN SEMENTARA LIGA SUPER INDONESIA
Rank
Klub
Point
Main
Menang
Seri
Kalah
1
Arema
33
16
10
3
3
2
Persiba
30
16
9
3
4
3
Persiwa
25
16
7
4
5
4
Persib
24
16
7
3
6
5
Persela
24
16
7
3
6
6
Persipura
23
16
5
8
3
7
Persema
23
16
7
2
7
8
Persik
22
15
5
7
3
9
Persebaya
22
16
6
4
6
10
Sriwijaya FC
22
16
6
4
6
11
Persijap
21
16
6
3
7
12
Persija
20
14
5
5
4
13
PSPS
19
15
5
4
6
14
Persisam
19
16
5
4
7
15
Bontang FC
18
16
4
6
6
16
PSM
17
16
4
5
7
17
Persitara
12
15
3
3
9
18
Pelita Jaya
10
15
1
7
7
Meskipun hasilnya tidak sama persis dengan aslinya di Word tetapi sudah lumayan mudah kita dalam membuat table itu sendiri, selamat mencoba dan jangan sungkan untuk berbagi ilmu jika ada dari pembaca yang lebih mudah silakan kita bisa saling tukar ilmu.
Category: Tips Wordpress  | Tags: ,  | Leave a Comment