contoh ptk
20/04/11
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INQUIRI DENGAN MEDIA "VOUCHER"
Posted by Saptari Dharma Wijayanti on 17:14 0 komentar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran IPS
yang telah dilakukan selama ini khususnya pada kelas VIII G SMP Negeri 1
Karanglewas, masih bersifat hafalan dan kurang mengembangkan proses
berpikir, serta pengetahuan yang diperoleh masih berdasarkan informasi
dari guru dan buku semata. Siswa belum dibiasakan menemukan sendiri
pengetahuan melalui pengalaman langsung, akibatnya pengetahuan menjadi
tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari dan cepat terlupakan. Hal ini
nampak dalam hasil Ulangan Harian I semester genap tahun pelajaran
2007/2008 menunjukkan bahwa siswa VIII G yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 26 siswa yaitu 65% dengan rata-rata
kelas 58.28 (KKM IPS Semester Genap adalah 63). Hasil pengamatan oleh
rekan sejawat menyatakan hanya sekitar 16 % siswa yang berpartisipasi
aktif dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan.
Menurut Teori Piaget dalam Djohar (1980:3-4), siswa SLTP biasanya
mempunyai sebaran umur 12-15 tahun, berada dalam modus perkembangan
mental, proses operasi formal dari operasi konkret. Berarti kemampuan
berpikir abstrak siswa belum berkembang. Modal yang jelas dimiliki oleh
anak SLTP adalah kemampuannya untuk berpikir kongkret. Proses
pembelajaran pajak dengan menggunakan obyek-obyek konkret diharapkan
akan lebih berhasil dari pada belajar secara abstrak. Oleh karena itu
penggunaan media voucher
perlu diadakan untuk keberhasilan pembelajaran materi pajak. Agar siswa
dapat menemukan sendiri jawaban atas permasalahan dalam pembelajaran
materi pajak, maka digunakan metode Inkuiri.
Atas dasar permasalahan tersebut di atas peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul ” PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI METODE INKUIRI DENGAN MEDIA VOUCHER
PADA PEMBELAJARAN MATERI PAJAK KELAS VIIIG SMP NEGERI 1 KARANGLEWAS
TAHUN PELAJARAN 2007/2008 ”. Peneliti melakukan pembaharuan dalam
pembelajaran agar : jumlah
siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran IPS akan semakin
bertambah, jumlah siswa yang menyatakan IPS pelajaran yang sulit akan
semakin berkurang, serta prestasi belajar IPS akan semakin meningkat.
B. Permasalahan
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut “Apakah pendekatan inkuiri dengan media voucher
dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran materi pajak kelas
VIIIG SMP Negeri 1 Karanglewas Semester Genap Tahun Pelajaran 2007/2008?
“
C. Cara Pemecahan Masalah
Untuk
mengatasi rendahnya keaktifan dan rendahnya hasil belajar siswa penulis
memilih metode inkuiri. Menurut DR. Nana Sudjana (1989:154)
Pembelajaran dengan metode Inkuiri merupakan pembelajaran yang
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Sedangkan kata
kunci inkuiri adalah menemukan sendiri. Agar siswa dapat menemukan
jawaban sendiri tentang pembelajaran pajak, maka diperlukan media yang
dapat membantu siswa untuk menemukan atau menggali informasi tentang
pajak, dan media voucher
dipilih dengan harapan akan dapat menjembatani proses pembelajaran
materi pajak yang lebih aktual, visual dan nyata. Selain itu voucher
juga mudah diperoleh anak, yaitu dari bukti yang diperoleh setelah
melakukan kegiatan pembayaran yang dilakukan oleh orang tua
masing-masing siswa dan atau dilakukan oleh siswa itu sendiri. Satu
siswa minimal dapat memperoleh dua voucher,
sehingga untuk satu kelas VIIIG yang berjumlah 39 siswa akan dapat
terkumpul minimal 78 lembar voucher. Pembelajaran dilakukan secara
berkelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bertukar voucher,
dapat lebih banyak menggali informasi, dan dapat saling bertanya apabila
ada hal yang kurang jelas atau belum dapat dipahami. Kelompok dibentuk
berdasarkan hasil ulangan harian pada materi sebelumnya, satu kelompok
adalah kelompok yang heterogen yang beranggotakan 5 atau 6 siswa.
Tujuan kelompok heterogen adalah agar siswa yang lebih cepat memahami
materi pembelajaran akan dapat menjadi sumber informasi atau tempat
bertanya bagi teman lainnya yang lebih lambat kemampuannya dalam
memahami materi pembelajaran kususnya materi pajak.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
“ Apakah melalui metode inkuiri dengan media voucher dapat
meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran materi pajak pada kelas
VIIIG SMP Negeri 1 Karanglewas Tahun Pelajaran 2007/2008 “?.
Selain tujuan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat, antara lain : 1. Manfaat teoritis, yaitu mendapatkan teori
baru tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi
pajak melalui pendekatan inkuiri melalui media voucher,
dan sebagai dasar pijakan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat
praktis, bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme guru, menambah
khasanah penggunaan metode dan media pembelajaran, manfaat bagi siswa
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, serta minat siswa
terhadap mata pelajaran IPS, sedangkan bagi sekolah adalah untuk
meningkatkan mutu siswa SMP Negeri 1 Karanglewas, membantu tercapainya
Visi dan Misi sekolah.
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoritis
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar berasal dari kata dasar ajar yang artinya petunjuk
yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Menurut DR Nana Sudjana
(1989:28), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang.
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai
empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2004:6) yaitu :
1). Learning to know, dalam
learning to know terkandung makna bagaimana belajar. Dalam hal ini ada 3
aspek yaitu : apa yang dipelajari, bagaimana caranya, dan siapa yang
belajar. 2). Learning to do, belajar menekankan pada perkembangan ketrampilan yang berhubungan dengan dunia kerja., 3). Learning to live together,
belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup
bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya dan mampu
berinteraksi dengan orang lain secara harmonis., 4). Learning to be,
belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara
maksimal.Setiap individu didorong untuk berkembang dan
mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be
seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahannya
dengan kompetensi-kompetensinya dalam membangun pribadi yang utuh.
Adapun pembelajaran merupakan suatu sistem, karena itu pembelajaran
adalah suatu proses membelajarkan subyek belajar atau peserta didik,
kegiatan membelajarkan subyek belajar tidak lepas dari unsur-unsur yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan berupa kompetensi subyek belajar,
yaitu: guru, media/sumber belajar, materi, model/metode pembelajaran,
evaluasi dan subyek belajar.
2. Hasil Belajar
Menurut
DR Nana Sudjana (1989:28), dikemukakan bahwa perubahan sebagai hasil
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuan, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya ,
kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan
lain-lain aspek yang ada pada individu. Perubahan itu ada yang dapat
diamati secara langsung dan ada pula yang dapat diamati secara tidak
langsung, dapat terjadi dalam jangka pendek , dan ada pula dalam jangka
panjang.
3. Materi Pembelajaran Pajak.
Pembelajaran pajak merupakan salah satu materi pokok dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan sosial. Materi pembelajaran pajak terdapat menurut
Silabus IPS ................terdapat dalam standar kompetensi memahami
kegiatan perekonomian Indonesia, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan
fungsi pajak dalam perekonomian Indonesia.
Kegiatan pembelajaran pajak dalam silabus ilmu pengetahuan sosial
adalah : a. Merumuskan pengertian pajak dan retribusi, b.
Mengidentifikasi sifat dan tarip penetapan pajak, c.
Membedakan pajak langsung dengan pajak tidak langsung, d. Menjelaskan
perbedaan pajak pusat dengan pajak daerah beserta contohnya, e.
Mengidentifikasi unsur-unsur pajak, f. Menjelaskan fungsi dan peranan
pajak dalam kehidupan suatu negara, g. Mengidentifikasi
jenis-jenis pajak yang ditanggung oleh keluarga, h. Mengidentifikasi
sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya.
4. Pendekatan Inkuiri
Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang muncul.
Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat melalui siklus menyusun
dugaan, menyusun hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun
teori serta konsep berdasar data dan pengetahuan (PB DHARMA BHAKTI,
2008:92). Sedangkan menurut DR. Nana Sudjana (1989:154), metode ini
menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kekreatifan dalam pemecahan masalah, siswa betul-betul ditempatkan
sebagai subyek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inkuiri
adalah pembimbing dan fasilitator belajar.
4. Media.
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin ”medius”
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah
berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arsyad, 1997:3).
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar, (Arsyad, 1997:4).
Menurut Sudjana dan Achmad Rivai (1989:76), sumber belajar adalah
segala daya yang dapat dimanfaatkan, guna memberi kemudahan kepada
seseorang dalam belajarnya.
Berdasarkan
uraian beberapa batasan tentang media belajar di atas, maka pengertian
media pembelajaran adalah komponen pembelajaran yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang, dan memberi
kemudahan siswa untuk belajar, dan penggunaannya disesuaikan dengan
tujuan dan isi pengajaran.
b. Manfaat Media Pengajaran
Menurut Arsyad (1997:15), salah satu fungsi media adalah sebagai
alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Menurut Sudjana dan Rivai (1992:2), manfaat penggunaan media pengajaran
dalam proses belajar mengajar adalah : (1) pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar, (2)
bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan
pengajaran, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa
tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, (4) siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar .
5. Media Voucher ( Bukti Pembayaran)
Bukti Pembayaran termasuk Media Visual Diam berupa Hasil Cetakan Lain. Bukti Pembayaran diperoleh
setelah seseorang melakukan pembayaran. Bukti Pembayaran yang
digunakan dalam pembelajaran materi pajak antara lain : a. Bukti
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT Pajak Bumi dan Bangunan),
dengan bukti ini diharapkan siswa dapat menggali informasi tentang
wajib pajak PBB, Obyek pajak PBB, tarif pajak, mengetahui jumlah PBB
yang ditanggung keluarga, mengetahui sanksi bagi yang melalaikan
pembayaran pajak, b. Voucher Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), dengan
voucher ini diharapkan siswa dapat menggali informasi tentang jumlah
pajak yang ditanggung keluarga, c. Bukti Pembayaran Rekening Listrik;
dari bukti pembayaran ini diharapkan dapat digali informasi tentang:
nama pajak, obyek pajak, dan tarif pajak, d. Bukti Pembayaran Rekening
Telepon, dengan bukti pembayaran ini diharapkan dapat digali informasi
tentang : nama pajak, obyek pajak, dan tarif pajak, e. Bukti
Pembayaran Jasa Telepon Umum, dari bukti pembayaran ini diharapkan dapat
digali informasi tentang : nama pajak, obyek pajak, dan tarif pajak,
f. Bukti Pembelian Barang Konsumsi, dari bukti pembayaran ini
diharapkan dapat digali informasi tentang: nama pajak, obyek pajak, dan
tarif pajak, g. Bukti pembayaran retribusi berupa : karcis pasar,
karcis kebersihan lingkungan pasar, sedangkan cukai dapat diperoleh
informasi dari bukti bungkus rokok.
B. Kerangka Berpikir
Salah satu langkah penting yang dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran adalah dalam memilih, menetapkan bahan pembelajaran menjadi
materi yang sederhana mudah dimengerti, diterima dan dicerna oleh siswa
sehingga dapat mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. Oleh karena
itu guru sebagai perlaksana kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat
mengambil isi materi pembelajaran yang paling esensial guna melatih
siswa dalam mengidentifikasi peristiwa-peristiwa atau fakta-fakta di
sekitar siswa, dan setelah itu siswa dilatih untuk mengambil kesimpulan
dalam rangka mengenal atau membentuk konsep. Agar tujuan pembelajaran
materi pajak dapat tercapai peneliti mengunakan metode inkuiri dengan
menggunakan media voucher
C. Hipotesis
Ada peningkatan hasil belajar pada pembelajaran materi pajak
pada siswa Kelas VIIIG SMP Negeri 1 Karanglewas Semester Genap Tahun
Pelajaran 2007/2008. .
BAB III.
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Siklus 1
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2007/2008 karena materi pajak ada pada semester genap pada kelas
VIIIG tahun pelajaran 2007/2008 dengan jumlah siswa 39 dengan perincian
jumlah siswa laki-laki ada 19 siswa dan perempuan 20 siswa, Variabel
yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII G SMP
Negeri 1 Karanglewas pada pembelajaran materi pajak .
Siklus I terdiri dari: 1. Perencanaan, terdiri dari Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan : daftar kelompok
diskusi, kertas manila, lembar kerja kelompok diskusi, OHP
sebagai sarana komunikasi hasil pelaksanaan tugas diskusi kelompok,
lembar penilaian proses, dan alat penilaian hasil belajar, 2.
Implementasi Tindakan, pada pertemuan sebelum pembelajaran pajak, guru
menugaskan siswa untuk membawa pada pertemuan pembelajaran pajak berupa
bukti pembayaran : listrik, telepon, pembelian barang di pasar
swalayan, dan karcis pasar, karcis kebersihan pasar, serta bungkus
rokok, di lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal siswa , siswa
melaporkan bukti pembayaran yang dimilikinya, guru membentuk 7 kelompok
diskusi dan memberikan selembar kertas manila yang sudah diberi 3 kolom
Pajak, Retribusi, dan Cukai, menjelaskan tujuan pembelajaran dan tugas
diskusi kelompok, serta menyampaikan norma penilaian, siswa
menempelkan voucher pada kertas manila sesuai kolom yang ada, membahas
materi diskusi , guru meminta salah satu siswa menempelkan hasil
diskusi pada papan tulis, guru memberi klarifikasi hasil penempelan
voucher, siswa melakukan presentase hasil diskusi, guru dan rekan
sejawat melakukan penilaian proses, memberi klarifikasi presentase
diskusi dan melakukan post tes. 3. Observasi dan Interpretasi, guru
mengamati proses pembelajaran dengan bantuan kolaborator dengan
menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati keefektifan penggunaan
media voucher
dan keaktifan siswa dalam pembelajaran materi pajak . 4. Analisis dan
Refleksi, kegiatan refleksi dilakukan dalam waktu 1 x 24 jam setelah
proses pembelajaran pajak melalui pendekatan inquiri dengan media
voucher dan dilakukan dengan analisis data yang dikumpulkan ( lembar
pengamatan, laporan hasil diskusi, dan hasil tes siswa).
B. Siklus 2,
Siklus 2 terdiri dari : 1. Perencanaan, terdiri dari menyusun RPP, menyiapkan: media voucher yang telah dibukukan, lembar tugas individual dengan bimbingan, OHP
sebagai sarana komunikasi hasil pelaksanaan tugas individual,
menyiapkan lembar penilaian proses dan alat penilaian hasil belajar, b.
Implementasi Tindakan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan norma
penilaian, membagi voucher untuk tugas individual, siswa melaksanakan
tugas individual, guru
bersama rekan sejawat mengamati jalannya pembelajaran , memberi
kesempatan kepada siswa yang telah menyelesaikan tugas dengan cepat dan
benar untuk melakukan presentase di depan kelas dengan OHP
memberi tugas individual untuk dilaksanakan di rumah, guru memberi
klarifikasi pelaksanaan tugas individual, guru melakukan post tes.
Adapun alur dari proses tindakan dan hasil yang diharapkan dapat digambarkan sebagai berikut :
|
|
| |||
|
|
|
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kegiatan pembelajaran materi pajak dengan pendekatan inkuiri dengan media voucher
berakibat pada hasil pembelajaran sebagai berikut: 1. Hasil tugas
pengumpulan voucher: 95% siswa mengumpulkan voucher tepat waktunya, 2.
hasil penempelan voucher
menunjukkan sebagian besar siswa dapat membedakan pajak, retribusi dan
cukai, hal ini dibuktikan dengan sebanyak enam kelompok diskusi ( 86% )
melakukan penempelan voucher pada kertas manila dengan kolom pajak,
retribusi, dan cukai dengan benar, hal ini dapat dilihat pada tabel 1
berikut :
Tabel
1. Pemahaman siswa secara berkelompok terhadap konsep perbedaan
pajak, retribusi, dan cukai berdasarkan hasil penempelan voucher pada
kolom yang sesuai
| |||||||
No.
|
Jumlah skor
|
Frekwensi
|
Prosentase (%)
|
S x F
| |||
1
|
10
|
2
|
28,57
|
20
| |||
2
|
9
|
1
|
14,29
|
9
| |||
3
|
8
|
2
|
28,57
|
16
| |||
4
|
7
|
1
|
14,29
|
7
| |||
5
|
5
|
1
|
14,29
|
5
| |||
Jumlah
|
7
|
100,00
|
57
| ||||
Keterangan : S X F = Skor x Frekwensi
| |||||||
Skor rata-rata = 57 : 7
= 8,14
| |||||||
3.
Tugas diskusi kelompok dapat mengungkapkan sebagian besar siswa akan
pemahamannya terhadap konsep wajib pajak, obyek pajak, tarip pajak,
macam-macam pajak, serta pajak yang ditanggung keluarga ditunjukkan
dengan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas diskusi dapat menemukan
sendiri (Inkuiri) tentang materi esensial dalam pajak dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel. 2. Hasil Diskusi Pembelajaran Pajak
| ||||||||||||||
Melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Voucher
| ||||||||||||||
No.
|
Kelompok
|
Menentukan
|
Jumlah
|
Nilai
| ||||||||||
Suby.
|
Oby.
|
Nama
|
Pem.
|
Pen.
|
Tarip
| |||||||||
Pajak
|
Pajak
|
Pajak
|
Pajak
|
Pajak
|
Pajak
|
Skor
| ||||||||
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
48
|
100
| |||||||
1
|
I
|
8
|
8
|
7
|
7
|
6
|
7
|
43
|
90
| |||||
2
|
II
|
6
|
5
|
8
|
6
|
6
|
4
|
35
|
73
| |||||
3
|
III
|
8
|
4
|
8
|
6
|
8
|
3
|
37
|
77
| |||||
4
|
IV
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
3
|
33
|
69
| |||||
5
|
V
|
7
|
5
|
8
|
5
|
5
|
7
|
37
|
77
| |||||
6
|
VI
|
7
|
4
|
7
|
7
|
6
|
6
|
37
|
77
| |||||
7
|
VII
|
8
|
2
|
7
|
6
|
6
|
7
|
36
|
75
| |||||
Jumlah Skor
|
42
|
26
|
43
|
35
|
35
|
29
|
210
|
538
| ||||||
Skor Maksimal
|
56
|
56
|
56
|
56
|
56
|
56
|
336
|
700
| ||||||
Prosentase Perolehan
|
75%
|
46%
|
77%
|
63%
|
63%
|
52%
|
63%
|
77%
| ||||||
4. Hasil laporan tugas individual mengungkapkan pemahaman siswa siswa
akan wajib pajak, obyek pajak, tarip pajak, pemungut pajak, penanggung
pajak, serta pajak yang ditanggung keluarga dapat dilihat pada tabel 3
di bawah :
Tabel 3. Hasil Laporan Tugas Individual
| ||||
Melalui Pendekatan Inkuiri dengan
Media Voucher pada siklus 2
| ||||
No.
|
Jumlah skor
|
Frekwensi
|
Prosentase (%)
|
S x F
|
1
|
8
|
8
|
20,51
|
64
|
2
|
7
|
20
|
38,46
|
140
|
3
|
6
|
7
|
23,07
|
42
|
4
|
5
|
2
|
12,82
|
10
|
5
|
4
|
2
|
5,13
|
8
|
Jumlah
|
39
|
100,00
|
264
| |
Keterangan : S X F = Skor x Frekwensi
Skor rata-rata 264 : 39 = 6,77
Rata-rata Nilai 6,77/8 x 100 = 84,62
|
5.
Hasil dari proses pemberian tugas rumah, menunjukkan adanya peningkatan
tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru, hal ini
ditunjukkan dengan dikumpulkannya tugas rumah sesuai waktu yang
ditentukan dan bahkan ada yang lebih awal, perbandingan tanggung jawab
siswa terhadap tugas rumah dengan pada siklus 1 dengan siklus 2 nampak
pada tabel 4 berikut :
Tabel 4 . Laporan Tugas Rumah secara Individual
| |||||||
No.
|
Keterangan
|
Jumlah Siswa
| |||||
Siklus 1
|
Siklus 2
| ||||||
1
|
Mengumpulkan tugas kurang dari waktu ketentuan
|
5
| |||||
2
|
Mengumpulkan tugas sesuai ketentuan
|
30
|
33
| ||||
3
|
Mengumpulkan tugas lebih dari waktu ketentuan
|
9
|
1
| ||||
6.
Ada peningkatan hasil rata-rata ulangan harian dan pencapaian KKM
mulai dari materi sebelumnya kemudian hasil pos tes siklus 1, dan hasil
pos tes siklus 2, nampak pada grafik berikut:
Gambar 1. Grafik Rata-rata Ulangan Harian Sebelum Pelaksanaan PTK dan setelah Pelaksanaan PTK
Gambar 1. Grafik Pencapaian KKM Sebelum Pelaksanaan PTK dan setelah Pelaksanaan PTK
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus 1
Berdasarkan hasil pemantauan pada siklus 1 diberikan refleksi
sebagai berikut : secara umum siswa dapat mengerjakan tugas walau belum
pernah di ajar, artinya siswa mampu menemukan sendiri jawaban yang
diperlukan, karena media yang digunakan sangat komunikatif dan sesuai
dengan permasalahan dalam pembelajaran materi pajak, hal ini sesuai
dengan prinsip penggunaan media yaitu bahwa media harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan tingkat kematangan siswa (Nana Sudjana, 1989:
104). Berdasarkan tabel 1 tersebut di atas, ada satu kelompok siswa
yang belum dapat menemukan sendiri jawaban atas permasalahan dalam
pembelajaran pajak.
Berdasarkan laporan rekan sejawat pada saat guru menjelaskan tentang
tugas kelompok secara lisan, kelompok tersebut ramai sendiri dan guru
tidak menegur kelompok tersebut, juga dalam hal mengerjakan tugas rumah
yang diberikan guru masih ada siswa yang bertanggung jawab penuh dalam
mengerjakan tugas, karena selama ini guru tidak memberikan sanksi
terhadap siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah, masih ada beberapa
anak yang tidak aktif dalam berdiskusi. Hal ini menunjukkan bahwa guru
belum peka terhadap penyimpangan yang terjadi di kelas , dan siswa yang
mencapai KKM masih kurang dari 90%, sehingga masih diperlukan pada
siklus 2.
2. Siklus 2
Pada kegiatan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pada siklus 2
dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut: siswa senang belajar
materi pajak dengan media voucher dengan pemberian stabilo warna pada
kata tertentu mempercepat dan memudahkan siswa dalam menggali informasi
tentang pembelajaran pajak, sehingga meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan siswa dalam pembelajaran materi pajak yang ditunjukkan
dengan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas KKM dan meningkatnya
rata-rata kelas, siswa lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas, namun masih ada sebagian kecil siswa yang belum tuntas sehingga
perlu diadakan remidial pembelajaran bagi siswa tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan tindakan kelas melalui siklus 1, dan siklus 2
secara menyeluruh dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Media voucher dengan pemberian warna pada kata yang esensial lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep wajib pajak, obyek pajak,tarif pajak, macam-macam pajak, dan pajak yang ditanggung oleh keluarga.
- Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan pada pembelajaran materi pajak, karena menggunakan media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran materi pajak, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi pajak, terbukti dari hasil ketuntasan siswa dalam pencapaian KKM sebelum tindakan yaitu 68 %, dan pada siklus 1 meningkat menjadi 70%, akhirnya pada siklus 2 siswa yang tuntas mencapai 93% dengan nilai rata-rata kelas dari 58,79 menjadi 61,82 dan terakhir menjadi 65,36.
- Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas rumah meningkat yaitu pada siklus 1 jumlah siswa yang melaksanakan tugasnya dengan baik hanya 30 siswa yaitu 77% dan pada siklus 2 menjadi 38 siswa yaitu 97%.
B. Saran
Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana dalam membuat rencana
pembelajaran yang mengaktifkan siswa, menyenangkan, dan mencerdaskan
pada materi yang sama atau berbeda tetapi memiliki karekteristik yang
sama. Kepada rekan guru, khususnya guru IPS, pendekatan inkuiri dapat
dikembangkan dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, sarana dan
prasarana, serta iklim pembelajaran yang ada, dan dalam setiap
pembelajaran sebaiknya menggunakan media atau alat peraga walau itu
sangat sederhana, serta metode pembelajaran yang lebih variatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar